SuaraPantura.com - Gunung Merapi erupsi kembali mengeluarkan awan panas guguran pada Sabtu 11 Maret 2023. Peristiwa ini pernah terjadi pada Sabtu 18 Desember 2021 silam.
Gunung Merapi erupsi hari ini dengan mengeluarkan awan panas merupakan gunung pada ketinggian 2.968 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Gunung Merapi erupsi hari ini dengan mengeluarkan awan panas diketahui memiliki sistim vulkanis yang dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Faktor yang mempengaruhi sistim vulkanis Gunung Merapi adalah:
Baca Juga: Gunung Merapi Mengeluarkan Awan Panas Guguran , Ini Lima Pos Pengamatan Gunung Merapi
1. Sifat magma termasuk komposisi kimia, kekentalan, kandungan gas dan air.
2. Struktur dan dimensi pipa saluran magma.
3. Posisi serta volume kantong magma yang menentukan besarnya pasokan.
Besarnya suplai magma dari zona yang lebih dalam adalah motor utama dari aktivitas vulkanis dan yang membuat sistim vulkanis berjalan. Suplai magma Gunung Merapi dari kedalaman terkait dengan sistim tektonik yaitu subduksi oleh tumbukan antara lempeng samudera Indo-australia dan lempeng benua Asia.
Baca Juga: Kembali Menunjukan Aktivitas Vulkanik, Begini Catatan Letusan Gunung Merapi
Dalam zona subduksi, pada kedalaman antara 60-150 km, terjadi pelelehan karena tekanan dan suhu tinggi. Pelelehan tersebut memproduksi magma asal, disebut juga magma primitif. Kedalaman zona pelelehan, tingginya tekanan dan suhu mempengaruhi jenis atau komposisi kimia magma primitif.
Tiga parameter ini menyebabkan gunungapi-gunungapi di Indonesia mempunyai magma yang komposisinya berbeda satu sama lain. Magma primitif akan bermigrasi menuju permukaan yang digerakan oleh energi permukaan dari cairan hasil lelehan, faktor gravitasi dan efek tektonik.
Dalam proses migrasi magma sistim tektonik termasuk evolusinya merupakan faktor penting. Aktivitas tektonik menghasilkan zona lemah yang memberi kemudahan bagi magma untuk menerobos mencapai permukaan menjamin kontinuitas suplai magma.
Baca Juga: Pengamatan Aktifitas Gunung Merapi, Sabtu 18 Desember 2021
Konstelasi tektonik ini juga yang memungkinkan, dua gunung yang berdekatan bisa berbeda keadaannya, misalnya yang satu "mati", yang lain sangat aktif.
Erupsi Merapi terjadi relatif sering hal ini ditengarai karena faktor geometri internal system vulkanis.
Dari data kegempaan Gunung Merapi, tahun 1991 yang kaya gempa vulkanik dari berbagai jenis terlihat bahwa distribusi gempa Merapi lateral tidak jauh dari garis vertikal puncak Merapi ke bawah dan tidak tersebar luas.
Artikel Terkait
BreakingNews! BPPTKG Peringatkan Potensi Bahaya Gunung Merapi
Infografis : Berikut Laporan Aktivitas Gunung Merapi
Pengamatan Aktifitas Gunung Merapi, Sabtu 18 Desember 2021
Kembali Menunjukan Aktivitas Vulkanik, Begini Catatan Letusan Gunung Merapi
Gunung Merapi Mengeluarkan Awan Panas Guguran , Ini Lima Pos Pengamatan Gunung Merapi
Mulai Aktif, ini Karakteristik Gunung Merapi dari Sistim Vulkanis
Apakah Awan Panas Gunung Merapi itu? Simak Penjelasannya
Banjir Lahar Dingin Gunung Merapi Sapu Sungai Gendol, Hanyutkan Truk Pengangkut Pasir