• Senin, 25 September 2023

Kisah Tentang Desa Padaharja, Jejak Ulama Sakti di Tengah Pusaran Konflik Jaman Kalabendu

- Kamis, 24 November 2022 | 15:44 WIB
Kisah Desa Padaharja, Jejak Ulama Sakti di Pusaran Konflik Jaman Kalabendu (Desky D.A.)
Kisah Desa Padaharja, Jejak Ulama Sakti di Pusaran Konflik Jaman Kalabendu (Desky D.A.)

SuaraPantura.com - Padaharja merupakan salah satu Desa di kawasan pantura yang masuk di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal.

Desa ini mempunyai tiga pedukuhan yakni Dukuh Kedawung, Dukuh Kedondong dan Dukuh Padamurah.

Padaharja memiliki keunikan corak ragam budaya, serta ideologi yang sangat dinamis.

Baca Juga: Mengenal 10 Istri Presiden Soekarno yang Belum banyak Orang Tau. Nomor 5 Kok Hilang Dari Sejarah?

Jejak keanekaragaman kaum Abangan, kejawen dan agamis kini bisa membaur menjadi persaudaraan erat dalam bingkai persaudaraan warga desa Padaharja.

Seperti namanya, Padaharja secara harfiah terdisi dari dua kata yakni 'pada' dan 'harja'.

"Pada" merupakan kata depan yang menunjukan tempat/kondisi, sedangkan "Harja" bermakna Selamat. Padaharja berarti pada kondisi selamat.

Pemberian nama ini menurut beberapa sejarah tutur yang beredar di masyarakat tak lepas dari latar belakang kondisi desa sebelum terbentuk.

Konon wilayah yang kini menjadi Desa Padaharja awalnya adalah wilayah konflik yang tak lepas dari krisis moral, atau orang jawa dulu menyebutnya dengan istilah jaman Kalabendu.

Beberapa kelompok saling bertikai dan menunjukan keunggulannya masing-masing. Tak jarang konflik ini berakhir dengan pertumpahan darah.

Kaum kejawen menunjukkan kedigdayaannya, kaum abangan menunjukkan solidaritasnya sementara kaum agamis menonjolkan dalil-dalil agamanya.

Walhasil, konflik tersebut berlangsung secara berkepanjangan dan terus melahirkan banyak korban dan pertumpahan darah.

Baca Juga: Soeharto Setiap Melakukan Perjalanan Dinas Selalu Bawa Sambal Terasi Buatan Bu Tien, Ternyata Ini Rahasianya

Konflik tersebut membuat tatanan masyarakat kacau balau. Moralitas porak poranda. Sulit membedakan antara yang benar dan salah. Kondisi inilah yang kemudian disebut zaman Kalabendu.

Halaman:

Editor: Desky Danuaji

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X