SuaraPantura.com - Bagi pasangan suami istri, aktivitas berhubungan badan merupakan hal yang normal dilakukan, bahkan termasuk dalam ibadah. Namun di sisi lain, ketika memasuki bulan Ramadan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, salah satunya hubungan badan bagi ibu hamil (bumil).
Dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi, dr. Sintha Utami, Sp.OG, MARS, mengatakan pada dasarnya, hubungan intim antara suami dan istri saat bulan Ramadhan sah-sah saja dilakukan, namun harus dilakukan di waktu yang tepat.
"Waktu terbaik dan aman untuk melakukan hubungan suami istri yaitu mulai dari waktu setelah berbuka puasa hingga sebelum fajar subuh tiba," kata dr. Sintha Utami dihubungi, Ahad 26 Maret 2023.
Dokter Obgyn yang berpraktek di RS Bunda Margonda Depok ini menambahkan, dalam rentang waktu tersebut, hubungan intim suami istri boleh dilakukan karena tidak termasuk dalam waktu puasa. Sehingga suami istri dapat memanfaatkan rentang waktu itu.
Lantas, berhubungan seks bagi bumil bagaimana sebaiknya? Menurut dr. Sintha Utami, bagi bumil yang ingin melakukan aktivitas seks, waktu yang tepat adalah memasuki trimester ke-2, antara 14-28 minggu, dan setelah 36 minggu.
Menurutnya, trimester ke-1 belum terbentuk plasenta, dan janin belum kuat. Sehingga, apabila melakukan hubungan badan (coitus) dapat menyebabkan kontraksi rahim. Yang dikahwatirkan apabila terjadi kontraksi dapat menyebabkan perdarahan (abortus) dan apabila berat dapat menyebabkan keguguran.
Baca Juga: Dokter Yasmina Diah, SpKK Bagikan Tips Menjaga Kulit Sehat Selama Berpuasa Ramadhan
"Selain itu pada bumil trimester ke-1, bumil masih mual, muntah, nggak nyaman, sehingga secara fisik juga lebih lemah," imbuhnya.
dr. Sintha juga menegaskan, untuk usia trimester ke-3 di bawah 36 minggu juga kurang dianjurkan berhubungan seks. Pasalnya, saat coitus sperma yang dikeluarkan itu mengandung zat yang namanya prostaglandin yang dapat menyebabkan kontraksi rahim.
"Jika kontraksi terjadi pada hamil usia di bawah 36 minggu dapat mengakibatkan persalinan prematur (preterm)," katanya.
Lebih lanjut menurut dr. Sintha, jika coitus pada hamil lebih atau sama dengan 36 minggu, prostaglandin yang dikeluarkan sperma dapat membantu melunakkan mulut rahim (servix) sehingga mudah untuk memperlancar pembukaan saat pasien ingin partus/persalinan normal.
Baca Juga: Tiga Amalan Pokok Ramadhan yang Sangat Penting, Apa Saja?
"Kebutuhan coitus secara psikologis karena pasangan merasa aman, nyaman, dicintai dan dibutuhkan suami walau badan berubah (melar), bukan hanya kepuasan seks. Boleh coitus asal aman," terangnya.
Artikel Terkait
Model Meli 3GP 'Digarap' 7 Jam Oleh Fotografernya, Tak Sadarkan Diri Hingga Bangun Dalam Kondisi Telanjang
Akhirnya Jadi Ngga Penasaran Lagi, Novel CEO Rasa Kekasih Karya Sunny
Akhirnya Nemu Juga Versi Lengkapnya, Novel Pernikahan Dengan Perjanjian Karya Ryanalexa
Akhirnya Nemu Versi Lengkapnya, Novel My Love Star From Bali Karya Puput Hamzah, Bertemu Pujaan Hati di Bali?
Bangun-bangun Cuma Pake Celana Dalam Doang, Model Meli 3GP Diduga 'Digarap' Oknum Fotografer, Awal Mulanya..
Dokter Yasmina Diah, SpKK Bagikan Tips Menjaga Kulit Sehat Selama Berpuasa Ramadhan
Chord Ramadhan Tiba, Opick, Ramai Dinyanyikan Saat Ramadhan